Bandung, 6 November 2009
Kepada,
Wakil Direktur Utama
PT.
Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Saran
dan masukan ( program kerja )
Assalammualaikum wr. wb,
Pertama-tama
saya ucapkan terima kasih atas perhatian bapak yang telah mau membaca surat
masukan yang saya tulis ini semoga ada manfaatnya buat perusahaan yang bapak
pimpin ini.
Masukan
ini coba menguraikan hubungan antara dokumen Arahan Strategis Manajemen
(ASM) dengan dokumen Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang
selama ini “kurang serius” disusun oleh perusahaan yang akibatnya pendapatan
dan biaya yang dikeluarkan tidak mencapai sasaran visi-misi-strategi-kebijakan
jangka panjang.
Dua
dokumen ini menurut saya harus dibuat secara sekuen ASM dibuat terlebih dulu
baru RKA disusun dengan menggunakan metode
5 W+ 1 H ( what-why-who-where-when + how )
dan SMART ( specific-measurable-achieveble-realible-timeframe
) .
ASM
harus berisi utamanya 2W (what-why)
dan SMART dimana harus dijelaskan dengan sejelas jelasnya dan mudah dipahami baik
ditingkat kantor pusat-kantor wilayah-kantorpos “apa” yang harus dilakukan dan “apa”
yang harus dicapai dalam satu tahun kedepan dan “kenapa” itu harus dilakukan
dan dicapai dalam satu tahun kedepan secara SMART. Apabila tidak tercapai akan
ada konsekuensi yang harus diderita oleh perusahaan ujungnya seluruh pegawai
yang menanggungnya.
RKA
harus berisi utamanya 3W+1H (who-where-when
+ how) dan SMART dimana harus dijelaskan dengan sejelas jelasnya dan mudah
dipahami “siapa siapa yang ditugaskan untuk menjalankan program tersebut, “dimana”
program itu akan dilaksanakan, “kapan dan berapa lama” program tersebut akan
dilaksanakan dan “bagaimana” urut urutan aktifitas yang diperlukan di susun
secara sekuen maupun parallel supaya program itu berhasil dan SMART.
ASM
harus berisi murni pemikiran Direksi berupa pokok-pokok pikiran yang disusun
oleh tim penyusun bukan pemikiran staf atau fungsi yang dilegalisir oleh
Direksi yang selama ini disadari atau tidak terjadi. Porsi staf adalah
memberikan masukan dan merincikan ASM yang sudah disepakati dalam model
pengisian RKA. Selama ini pada saat staf atau fungsi merincikan terjadi kesulitan karena terjadi tarik menarik dan
tolak menolak “siapa yang tepat melaksanakan setiap aktifitas dalam RKA”
disebabkan tupoksi organisasi yang tumpang tindih baik horizontal maupun vertikal.
RKA
harus dibuat oleh fungsi beserta staf masing masing bagian baik secara hierachi mulai dari kantorpos - kantor
wilayah - kantor pusat berisi rencana kerja meraih pendapatan dan meningkatkan
mutu dengan biaya yang cost effective
dan cost efficien dengan berpedoman
kepada ASM yang sudah ditetapkan.
Untuk
model/blanko pengisian sudah tersedia, model usulan SPI Pusat yaitu model Audit Program (AP-1 sampai dengan AP-6
berikut pedoman pengisian) yang secara umum sudah diketahui cara pengisiannya oleh
pegawai, selanjutnya perlu disempurnakan terus menerus agar makin lama makin
baik pengisiannya dan kontennya memenuhi proses 5W+1H dan SMART.
Model
pengisian ini adalah alat dilevel teknis untuk menghasilkan RKA, untuk menghubungkan
dan menyelaraskan (link and match)
maka harus ada model strategisnya, apakah Balance
Scorecard atau model lain yang ditetapkan.
Sebelum
RKA disetujui perlu satu tim yang menyelaraskan dan menghubungkan seluruh program dalam RKA dengan ASM yang selama
ini tidak dilakukan akibatnya ASM dan RKA sering bertolak belakang dengan
visi-misi-strategi-kebijakan perusahaan.
RKA
yang sudah disetujui berisi ( program-anggaran ) secara bulanan dilakukan
evaluasi agar tidak melenceng dari RKA yang sudah ditetapkan. Hasil evaluasi
berupa program mana yang berhasil program mana yang gagal akan menjawab masalah
pendapatan, biaya dan mutu.
Pada saat evaluasi di tingkat rapat gabungan
antara Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris yang selalu saya ikuti pada saat
saya masih aktif sebagai pegawai, saya merasa prihatin atas jawaban direksi pada
saat di tanya komisaris mengenai pendapatan dan biaya jawaban cenderung tidak tepat
dan bersifat opini, yang seharusnya berdasarkan data laporan hasil evaluasi RKA
bulanan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses
selalu, terima kasih.
Waalaikumsalam wr. wb.,
Hormat
Saya,
Fakhri Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar