Most Viewed

Senin, 05 Maret 2012

simplifikasi produk ( produk )


Bandung, 30 November 2009
Kepada,
Wakil Direktur Utama
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal  : Saran dan masukan untuk simplifikasi produk ( produk )
Assalammualaikum wr. wb,
                Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas perhatian bapak yang telah mau membaca surat masukan berikut yang merupakan lanjutan dari masukan  sebelumnya yang berjudul simplifikasi bisnis semoga ada manfaatnya buat perusahaan yang bapak pimpin ini.
                Masukan ini coba menguraikan produk saat ini dan produk masa depan yang menurut penulis berpeluang untuk tumbuh dan berkembang yang pada tahap ini belum mencapai titik jenuh.
                Untuk BUSINESS MAIL (suratpos dan paketpos) produknya saya sarankan hanya 2 yaitu POS dan POS EKSPRES dengan tingkat layanan yang berbeda dari sisi kecepatan (waktu), pola antaran dan purna jual.
                Paketpos dihapuskan sebagai nama produk dan dialihkan menjadi bagian dari MAIL (POS dan POS EKSPRES). Dalam kebijakan produk design (atribute/feature) diuraikan bahwa layanan POS atau POS EKSPRES melayani kiriman dalam bentuk dokumen (non merchandise) dan barang (merchandise) sampai dengan berat tertentu sehingga kedepan publik hanya mengenal produk POS atau produk POS EKSPRES sedangkan diinternal perusahaan kebijakan operasinya/prosesnya dilakukan secara terpisah.
Strategi layanan POS dan POS EKSPRES adalah:
  1. Layanan POS strateginya cost leadership dan menjangkau seluruh Indonesia.
  2. Layanan POS EKSPRES strateginya differiansasi produk dengan jangkauan terbatas yang menguntungkan karena akan head to head dengan layanan produk sejenis oleh pesaing
                Untuk BISNIS LOGISTIC produknya saya sarankan BELANJA LEWATPOS (BLP). Tahap awal logistic yang kita bidik adalah pasar pelanggan individu ke korporat dimana diseluruh pelosok Indonesia  masyarakat dapat memesan sesuatu melalui pos melalui katalogpos yang ada di internet di bagian layanan warmasif yang ada di seluruh kantorpos, mendapat kiriman barangnya melalui jasa layananpos (POS dan POS EKSPRES), dan membayar layanan melalui layanan WESELPOS dan hasilnya ditampung melalui layanan GIROPOS sebelum diuangkan oleh korporat.
                BISNIS LOGISTIC ini yang saya beri istilah BISNIS LOGISTIC MICRO. Langkah ini adalah langkah awal kita untuk selanjutnya pada waktunya masuk ke BISNIS LOGISTIC MACRO atau istilah umumnya TOTAL LOGISTIC dengan unsur layanan bundling end to end yang meliputi warehouseing, transporting, delivery dan selling yang diserahkan kepada kita untuk mengelolanya  setelah korporat yang menjadi mitra kita dalam layanan BELANJA LEWATPOS (BLP) merasakan kualitas layanannya dan percaya bahwa pos sanggup mengelola gudang dan distribusinya. Strateginya cost leadership
                Melalui layanan BELANJA LEWATPOS (BLP) terjadi intergrasi BISNIS MAIL, BISNIS LOGISTIC dan BISNIS FINANCIAL SERVICES yang menurut saya adalah bisnis masa depan
                Sebenarnya cikal bakal BELANJA LEWATPOS (BLP) telah ada jauh sebelum saya bekerja di PT Pos Indonesia yang kita kenal dengan paketpos tebusan/R tebusan yaitu gabungan layanan paketpos/ layanan surat tercatat untuk kiriman barangnya, untuk pembayaran melalui weselpos tebusan, sedangkan pesannya melalui suratpos karena waktu itu belum berkembang teknologi seperti sekarang ini. Pasar korporat yang digarap sebagai contoh diantaranya jamu dari Semarang/Solo, batik dari Pekalongan, buku dari percetakan dan sebagainya tapi sayang tidak ditekuni dan dikembangkan oleh manajemen pos belakangan ini. Jadi produk ini adalah hasil reposisi dan revitalisasi dari produk existing.
                Untuk BISNIS FINANCIAL SERVICES produknya saya sarankan tetap weselpos dan giropos yang akan mendukung pasar individu dan pasar korporat BELANJA LEWATPOS (BLP). Untuk weselpos strateginya cost leadership sedangkan giropos sebagai infra struktur pendukung antara bisnis keagenan (menampung hasil setoran uang pihak ketiga/ BELANJA LEWATPOS (BLP) dengan manajemen keuangan.
                Uraian yang tersebut diatas adalah uraian produk bisnis inti PT Pos Indonesia, sedangkan yang berikutnya akan saya uraikan produk bisnis bukan inti PT Pos Indonesia.
                Untuk BISNIS KEAGENAN yang pertama produknya saya sarankan untuk transaksi keuangan berbasis teknologi SOPP (system online pengumpulan dan pembayaran) milik mitra. Posisi PT Pos Indonesia disini sebagai penyedia infra struktur (PT Pos Indonesia sebagai penyedia loket dan pekerja) dan tidak ada pengaruhnya terhadap bisnis inti PT Pos Indonesia. Sebagai pendapatan jangka pendek oke tapi sebagai pendapatan jangka panjang Direksi perlu renungkan agak dalam sebelum mengembangkan lebih jauh karena rentan terhadap perkembangan teknologi dan tidak ada dampak peningkatkan pendapatan dan produksi bisnis inti PT Pos Indonesia. Strateginya cost leadership.
                 Untuk BISNIS KEAGENAN yang kedua produk existing yang berbentuk fisik milik mitra dihapuskan kecuali benda meterai.  Untuk meterai dialihkan menjadi salah satu mitra bisnis TOTAL LOGISTIC karena telah memenuhi unsur kegiatan warehousing, transporting dan penjualan melalui point of sale. Untuk bendapos dan filateli milik PT Pos Indonesia sama dialihkan kebisnis TOTAL LOGISTIC. Strateginya cost leadership.
                Untuk BISNIS ADMAIL sebagai related bisns tetap dipertahankan dan dikembangkan dengan strategi yang tepat karena bisnis ini meningkatkan pendapatan yang signifikan bagi BISNIS MAIL dan yang belum digarap yaitu advertaising mail melalui direct mail.
                Selanjutnya pendapatan lain disimplifikasi lebih sederhana tapi bukan sebagai bisnis melainkan sebagai dampak sampingan dari bisnis inti.
                Untuk pendapatan lainnya yaitu treasury, property strateginya adalah optimasi asset setelah kebutuhan mendukung bisnis inti terpenuhi baik sarana gedung/ruangan dan pembayaran pihak ketiga yang jatuh tempo.
                Untuk pendapatan luar negeri tetap seperti sekarang sedangkan pendapatan operasi lainnya di satukan menjadi pendapatan operasi.
                Keputusan simplifikasi bisnis dan simplifikasi produk sangat di tunggu oleh Tim Pembenahan Operasi karena  akan di tindak lanjuti dengan simplifikasi operasi dan pembenahan infra struktur operasi berbasis teknologi.
Keputusan harus segera diambil oleh Direksi dalam bentuk KEPUTUSAN DIREKSI (KD) satu KD untuk seluruh produk dan dilanjutkan dengan SURAT EDARAN (SE) untuk masing masing produk yang isi surat edaran tersebut kerangkanya berisi bab dan pasal yang detail sebagai berikut:
  1. Nama resmi produk tersebut
  2. Kebijakan research kepuasan pelanggan, pasar dan pesaing
  3. Kebijakan pasar individu dan korporat (segmenting, targeting dan positioning)
  4. Kebijakan tarif pasar individu dan korporat
  5. Kebijakan lokasi penjualan pasar individu dan korporat
  6. Kebijakan produk design (atribute/feature) pasar individu dan korporat
  7. Kebijakan promosi pasar individu dan korporat
  8. Kebijakan purna jual/customer care pasar individu dan korporat
  9. Kebijakan evaluasi kinerja produk (laporan) pasar individu dan korporat
  10. Kebijakan pengembangan produk (atribute) untuk pasar individu dan korporat
Dari uraian diatas tergambarkan konsep visi-misi-strategi-kebijakan yang selanjutnya akan dibuat konsep taktis dan teknisnya agar dapat di implimentasikan di lapangan sehingga menjadi visi-misi-strategi-kebijakan-taktis-teknis.
                Keunggulan di PT Pos Indonesia SDM yang ada dikenal mampu membuat konsep strategis (besar) tapi kelemahannya adalah sangat sedikit SDM yang punya kemampuan menterjemahkan konsep strategis menjadi konsep taktis dan teknis yang sangat detail sehingga output selama ini cantik dikertas tapi sulit diterapkan dilapangan karena adanya missing link yaitu konsep taktis dan teknis.
                Kalau KD dan SE dikeluarkan harus di tindak lanjuti oleh fungsi terkait rencana migrasi (migration plan) produk existing, pasar existing dan pembenahan manajemen keuangan (simplifikasi kode rekening existing). 
                Apabila KD dan SE telah dikeluarkan baru simplifikasi operasi dan pembenahan infra struktur operasi dapat ditindak lanjuti yang akan saya uraikan pada saran dan masukan berikutnya.
                Tentu semua ini harus di teliti dulu dengan dukungan data dan dokumen oleh tim analis sehingga kita akan tahu persis produk mana yang akan tumbuh, produk mana yang akan dikembangkan dan produk mana yang akan di matikan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses selalu terima kasih. Waalaikumsalam wr. wb.,
                                                                                                                                                Hormat Saya,

                                                                                                                                                 Fakhri Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Marketing and Bisnis Development, Bandung 40000
Direktur Mail and Operation, Bandung 40000
Ketua Tim Pembenahan Operasi, Bandung 40000





Tidak ada komentar:

Posting Komentar