Bandung, 28 April 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Berbagi pengetahuan dan pengalaman XX (
price )
Assalam mualaikum wr. wb.
Untuk tulisan
ke-80 ini saya akan coba membahas mengenai P ( price )= tarif dari 4P (marketing
mix) sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya (tulisan ke-74, product, dan ke-77, place).
Yang
dimaksud dengan price disini adalah tarif yang harus dibayar oleh sipengirim
yang akan mengirim kiriman ke tempat tujuan terakhir/titik tujuan akhir kiriman
yaitu sialamat yang akan menerima kiriman.
Dalam menghitung tarif, apapun
metoda yang dipergunakan pasti ada kelebihan dan kekurangannya karena teori
apapun yang dihasilkan oleh manusia tidak akan pernah sempurna. Yang penting
metoda yang dipergunakan meminimalkan bias yang akan terjadi yang membawa
dampak salah hitung yang merugikan bagi perusahaan.
Dalam pembahasan kali ini yang
akan saya berikan saran dan masukan adalah hal hal krusial yang berpengaruh dalam
menghitung tarif, mudah mudahan tarif saat ini sudah memperhatikan hal hal
krusial tersebut.
Sistem
( jaringan dan proses operasi )
Apakah pola jaringan yang dipergunakan saat ini sudah tepat atau
tidak dari tolok ukur konektifitas dan waktu dibandingkan
dengan kebijakan pola jaringan. Kalau sudah tepat maka diteruskan
kalau belum tepat ditata ulang kembali
Apakah pemilihan moda transportasi yang ditetapkan ( udara, darat=
kenderaan dan kereta api, laut ) untuk melayani suatu rute/link ( mail tripe ) sudah
tepat atau tidak dari tolok ukur waktu, kapasitas dan biaya
dibandingkan dengan volume. Kalau sudah tepat maka diteruskan kalau belum tepat
ditata ulang kembali
Untuk menghitung biaya angkutan tergantung kebijakan yang
ditetapkan, apakah moda transportasi akan dikelola sendiri (milik perusahaan)
atau akan disewa dari penyedia jasa angkutan. Kalau disewa dari penyedia jasa
angkutan biaya akan dihitung berbasis kontrak bulanan atau berbasis ton kilometrik.
Apapun pilihan maka biaya yang dikeluarkan harus mengangkut volume
minimal yang ditetapkan. Kalau dibawa volume minimal, kerugian yang akan
muncul, kalau diatas volume minimal, margin akan bertambah.
Apakah pola proses yang dipergunakan saat ini sudah tepat atau tidak
dari tolok ukur konektifitas dan waktu dibandingkan dengan kebijakan pola proses.
Kalau sudah tepat maka diteruskan kalau belum tepat ditata ulang kembali
Apakah metoda kerja proses yang diterapkan saat ini sudah tepat atau
tidak dari tolok ukur waktu, kapasitas dan biaya
dibandingkan dengan volume. Kalau sudah tepat maka diteruskan kalau belum tepat
ditata ulang kembali
Biaya yang dikeluarkan harus memproses volume minimal yang diitetapkan.
Kalau dibawa volume minimal, kerugian yang akan muncul, kalau diatas volume
minimal, margin akan bertambah.
Sumberdaya pendukung operasi
Sumberdaya manusia yang langsung menangani proses operasi (pegawai
pelaksana), tolok ukur biaya yang akan diambil, apakah penghasilan dari pegawai
tetap atau pegawai outsourcing. Kalau
pegawai tetap yang pangkatnya tinggi atau rendah, masa kerjanya pendek atau
panjang. Ini masalah yang harus diputuskan dengan berpedoman kepada biaya
tenaga kerja perusahaan pesaing. Kalau tidak maka tarif PT Pos Indonesia akan
tinggi dan tidak dapat bersaing (kalah)
Struktur organisasi juga berpengaruh terhadap penetapan tarif, seberapa
besar (jumlah dan banyaknya struktur pendukung seperti sdm, sarana, keuangan,
teknologi dsbnya) yang diperlukan untuk mendukung proses operasi. Prosentasenya
berapa dibanding dengan struktur yang langsung menangani proses opoerasi
(struktur operasi). Jangan sampai struktur pendukung lebih besar dari struktur
operasi.
Teknologi saat ini apakah sudah tepat guna dalam mempercepat dan
memotong proses operasi. Menurut pengamatan saya belum, teknologi yang ada saat
ini masih berpola manual yang diteknologikan.
Sarana yang ada apakah sudah tepat guna dalam memotong mata rantai
proses operasi sehingga biaya produksi dapat
dikurangi. Menurut saya belum sarana masuh yang lama belum mengalami
modernisasi.
Ahirnya tarif pesaing dibandingkan dengan PT Pos Indonesia dibawah,
sama atau diatas pesaing, kalau tidak penataan struktur tarif agar dilakukan
kalau tidak ingin kehilangan pasar dan pelanggan.
Sebagai penutup segera dilakukan evaluasi dan analsis biaya setiap
hari dimata rantai proses operasi oleh kantor pelaksana teknis untuk tingkat
kantorpos dan area (struktur baru) tingkat area agar PT Pos Indonesia tidak
mengalami kerugian tiap hari dengan tools yang dibuat oleh tim PPO.
Demikian saran dan masukan yang dapat saya sampaikan semoga
bermanfaat. Wassalam mualaikum wr. wb.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Direktur
Utama, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Wakil Direktur Utama, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Ritel dan Properti, PT.
Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur
Surat dan Paket, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000