Bandung, 4 Mei 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Berbagi pengetahuan dan pengalaman (
manajemen kapasitas )
Assalam mualaikum wr. wb.
Untuk tulisan
ke-83 ini saya akan coba membahas mengenai manajemen kapasitas yaitu bagaimana
mengelola kapasitas sumberdaya, dalam hal ini sumberdaya manusia pelaksana teknis
dimata rantai proses C-P-T-D, sehingga
jumlah yang diperlukan untuk setiap mata rantai proses cukup, tidak berlebih
dan tidak kurang dibanding volume kirimanpos yang harus diproses setiap
jam/hari.
Memang idealnya
setiap hari jumlahnya cukup, tapi hal itu tidak mungkin karena setiap
jam/hari pelanggan yang datang tidak sama. Untuk itu maka perlu dilakukan
evaluasi dan analisa statistik secara berkala sehingga setiap jam/hari didapat
sdm yang minimal, apabila kurang ditutupi dengan lembur atau insentif. (masalah
produktifitas)
Hal ini juga
diutarakan dalam salah satu analisa tim Booze
& Co dalam final report nya dari
halaman 367 sampai dengan halaman 403 dengan sub-judul “introduction: strategy components:
operations network”
Untuk
mengevaluasi dan menganalisis kapasitas, para meter yang dipakai adalah
biaya, kapsitas dan waktu dibanding volume yang menjadi dasar perhitungan harga
pokok produksi (hpp) oleh akuntansi biaya, hingga didapatkan harga pokok
produksi /unit/perorang/waktu.
Pemicu terjadinya permasalahan di
bisnis kurir (mail and parcel) yang menjadi salah satu core bisnis PT Pos
Indonesia diawali dari penataan proses bisnis yang kurang jelas dan baik sebagai
berikut:
- 2.0 Design and develop services (merancang dan mengembangkan jasa layanan)
- 3.0 Market and sell services (memasar dan menjual jasa layanan)
- 4.0 Deliver services (mendistribusi dan mengantar jasa layanan)
- 5.0 Manage customer service (mengelola jasa layanan pelanggan)
Untuk
mengimplementasikan saran konsultan maka proses bisnis 2.0 harus ditata ulang
dulu yaitu simplifikasi brand jasa layanan (lebih tepat kalau dinamakan brand
dari pada produk; brand kilat khusus, brand pos ekspres dsbnya.), baru masuk ke
penataan proses bisnis 3.0 sampai dengan proses bisnis 5.0 untuk menyelesaikan
masalah produktifitas.
Kondisi saat ini dan solusi kedepan di mata rantai C-P-T-D
Pengumpulan ( collecting )
- Saat ini di pengumpulan (collecting) penetapan jumlah karyawan bagian loket sifatnya tetap (fixed) dengan jadwal tetap dengan spesialisasi melayani jasa layanan tertentu.
- Solusinya adalah loket terpadu (setiap loket melayani semua jasa layanan yang tersedia secara terpadu), jumlah karyawan bagian loket ditetapkan sesuai kebutuhan, hasil dari evaluasi dan analisis jumlah pelanggan yang datang setiap jam/hari
- Alat (tools) yang dipakai adalah alat yang sudah di siapkan oleh PPO dalam proyek loket terpadu, untuk itu maka rencana pelatihan mempergunakan alat tersebut harus dilaksanakan secara bertahap untuk semua supervisor bagian layanan loket
Pengolahan ( processing )
- Saat ini di pengolahan (processing) penetapan jumlah karyawan bagan puri/trier sifatnya tetap (fixed) dengan jadwal tetap dengan spesialisasi melayani jasa layanan tertentu.
- Solusinya adalah puri/trier terpadu (setiap puri/trier mengolah semua jasa layanan yang tersedia secara terpadu), jumlah karyawan bagian puri/trier ditetapkan sesuai kebutuhan, hasil dari evaluasi dan analisis jumlah pucuk kirimanpos yang akan diolah/disortir setiap jam/hari
- Alat (tools) yang dipakai adalah alat yang sudah di siapkan oleh PPO dalam enabler project sortir, untuk itu maka rencana pelatihan mempergunakan alat tersebut harus dilaksanakan secara bertahap untuk semua supervisor pengelola bagian puri/trier.
Distribusi/Pengangkutan (
transporting )
- Saat ini di distribusi/angkutan (transporting) penetapan jumlah karyawan bagian distribusi/ketuapos sifatnya tetap (fixed) dengan jadwal tetap untuk semua kirimanpos dalam bentuk kantongpos.
- Solusinya adalah jumlah karyawan distribusi/ketuapos ditetapkan sesuai kebutuhan, hasil dari evaluasi dan analisis jumlah kantongpos yang akan diolah/disortir setiap jam/hari
- Alat (tools) yang dipakai adalah alat yang sudah di siapkan oleh PPO dalam proyek sidistra (sistem distribusi dan transportasi), untuk itu maka rencana pelatihan mempergunakan alat tersebut harus dilaksanakan secara bertahap untuk semua supervisor bagian distribusi/ketuapos
Pengantaran ( delivering )
- Saat ini di antaran (delivering) penetapan jumlah karyawan bagian antaran sifatnya tetap (fixed) dengan jadwal tetap dengan spesialisasi melayani jasa layanan tertentu.
- Solusinya adalah antaran terpadu (setiap pengantara melayani semua jasa layanan yang tersedia secara terpadu), jumlah karyawan bagian antaran ditetapkan sesuai kebutuhan, hasil dari evaluasi dan analisis jumlah kirimanpos yang akan diantar setiap jam/hari
- Alat (tools) yang dipakai adalah alat yang sudah di siapkan oleh PPO dalam proyek simantap (sistem manajemen antaran terpadu), untuk itu maka rencana pelatihan mempergunakan alat tersebut harus dilaksanakan secara bertahap untuk semua supervisor bagian antaran
Seiring dengan itu maka sistem operasi, sistem
teknologi, di tata ulang agar lebih efektif dan efisien, dan sarana di lengkapi
dengan sarana tepat guna untuk lebih meningkatkan produktifitas sdm.
Demikian saran dan masukan yang dapat saya sampaikan semoga
bermanfaat. Wassalam mualaikum wr. wb.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Wakil Direktur Utama, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Ritel dan Properti, PT.
Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur
Surat dan Paket, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Lucky Club Casino Site Review - Lucky Club Casino
BalasHapusIn our Lucky Club Casino review we cover all that matters, luckyclub from bonuses, games, software, payment options, customer support, customer support, Casino type: Live Dealer, Live chat, Casino type: Game