Most Viewed

Minggu, 10 Februari 2013

Bisnis kurir ( courier service )



Bandung, 20 Juli 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal      : bisnis kurir ( courier service )
Assalam mualaikum wr. wb.
                Tulisan ini adalah tulisan pertama dari sembilan tulisan berikutnya mengenai bisnis suratpos dan paketpos atau bisnis kurir ( 1.bisnis-2.jaringan-3.node-4.collecting-5.processing-6.transporting-7.delivering-8.track & trace-9.struktur organisasi ).
Tulisan ini saya sampaikan untuk menemu kenali letak inefisiensi sebagai lanjutan dari 3 tulisan sebelumnya (backbone-memperbaharui niat dan meluruskan langkah-efisiensi,cara mendapatkannya) kaitan antara bisnis dengan sistem operasi dalam rangka menghasilkan dana untuk anggaran pendidikan, kesehatan dan transportasi bagi karyawan, yang tidak cukup untuk dibiayai dari penghasilan karyawan.
Bisnis kurir, apa itu?
                Bisnis kurir adalah bisnis memindahkan sesuatu dari satu titik (titik alamat sipengirim) ke suatu titik (titik alamat sipenerima/sialamat), yang jaringannya disusun berdasarkan kebutuhan sipengirim yang berbasis waktu/kecepatan, ketepatan dan keamanan. (kepastian/certainity)
Pasar bisnis kurir, yang mana?
                Pasar potensi yang bisa dimasuki atau digarap adalah pasar dokumen (hardcopy maupun softcopy), pasar barang (padat, cair dan gas), dan pasar uang (transfer data uang).
Mengenai STP maupun 4P tidak saya uraikan disini, namun perlu saya garis bawahi, kalau salah kebijakannya dari sisi bisnis, pendapatan yang diharapkan tidak akan tercapai, dari sisi sistem operasi, sdm maupun sarana/teknologi yang disiapkan akan menjadi inefisien. (sumber pemborosan)
Product brand, apa itu?
                Proses memindahkan suatu kirimanpos berbasis waktu dari satu titik asal ke satu titik tujuan yang menghasilkan hasil akhir layanan yang disebut wtkp (H+0, H+1, H+2 dstnya) harus diberi nama jual.
Nama jual itu yang disebut product brand. Product brand yang ada saat ini Pos Ekspres (maksimum H+2), Pos KH (maksimum H+4) Pos Biasa (maksimumH+14 mungkin) baik suratpos maupun paketpos dan seterusnya mungkin ada belasan product brand, tapi nama product brand yang ada saat ini tidak menggambarkan waktu (menyisakan pertanyaan dari pelanggan: kapan sampainya kiriman saya?).
Selain itu menurut saya product brand yang ada saat ini terlalu banyak, juga di bedakan antara dokumen (surat) dengan barang (paket), dari sisi waktu (wtkp) terjadi duplikasi yang dampaknya terhadap sistem operasi (sdm, organisasi, sarana dan teknologi) menjadi inefisien. (sumber pemborosan)
Sebagai contoh tahun 2000 waktu saya bersama tim millennium menata ulang jaringan & proses 106 titik kprk pulau Jawa, maka tersusun untuk seluruh kprk wtkpnya maksimum H+2 (H+1=33 jam waktu operasi; H+2=57 jam waktu operasi) untuk kiriman yang diterima selama 24 jam (00.00 s/d 24.00) disuatu kantorpos asal.
Dari contoh diatas kalau dikelompokan kedalam product brand yang ada saat ini hanya ada satu product brand yaitu Pos Ekspres dengan 2 wtkp yaitu H+1 dan H+2
Kondisi saat ini (tingkat pusat, tingkat area dan tingkat operasional)
                Mengacu kepada contoh uraian diatas maka terjadi pemborosan dan duplikasi pekerjaan sebagai berikut:
  1. Ditingkat kantor operasional terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi
  2. Ditingkat kantor area terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi
  3. Ditingkat kantor pusat terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi

Kesimpulan
                Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi inefisiensi dan kesemrawutan sistem operasi saat ini salah satu penyebabnya adalah diawali dari penetapan bisnis (product brand) yang terlalu banyak, terjadi duplikasi wtkp diantara product brand yang ada, tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Kondisi ke depan
  1. Diharapkan product brand yang ada hanya satu dengan product brand yang diberi nama berbasis wtkp, (hari ini sampai, esok sampai, lusa sampai, empat hari sampai dan seterusnya) agar product brand menggambarkan kepastian waktu dan tidak menyisakan pertanyaan bagi pelanggan
  2. Tidak ada lagi perbedaan product brand berdasarkan  isi yaitu dokumen atau barang karena perbedaan itu bukan kebutuhan konsumen
  3. Rincian inefisiensi yang diuraikan pada setiapmata rantai jaringan dan proses dari sistem operasi
Rekommendasi
Segeralah mengambil keputusan kebijakan product brand (simplifikasi produk) agar transformasi yang dilakukan membawa dampak perusahaan berkembang dengan pesat tidak seperti saat ini yaitu biasa biasa saja, juga hasil penelitian dan saran booze & co yang sudah mahal dibayar dapat diimplementasikan
Demikian saran dan masukan semoga bermanfaat. Wassalam.
Hormat kami

 Fakhri Umar
Tembusan:
Anggota Direksi, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Ketua Umum SPPI, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Ketua Umum SPPIR, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar