Bandung, 20 Juli 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : bisnis
kurir ( courier service )
Assalam mualaikum wr. wb.
Tulisan ini adalah
tulisan pertama dari sembilan tulisan berikutnya mengenai bisnis suratpos dan
paketpos atau bisnis kurir ( 1.bisnis-2.jaringan-3.node-4.collecting-5.processing-6.transporting-7.delivering-8.track
& trace-9.struktur organisasi
).
Tulisan ini saya sampaikan untuk menemu kenali letak
inefisiensi sebagai lanjutan dari 3 tulisan sebelumnya (backbone-memperbaharui niat dan
meluruskan langkah-efisiensi,cara mendapatkannya) kaitan antara bisnis
dengan sistem operasi dalam rangka menghasilkan dana untuk anggaran pendidikan,
kesehatan dan transportasi bagi karyawan, yang tidak cukup untuk dibiayai dari
penghasilan karyawan.
Bisnis kurir, apa itu?
Bisnis kurir
adalah bisnis memindahkan sesuatu dari satu titik (titik alamat sipengirim)
ke suatu titik (titik alamat sipenerima/sialamat), yang jaringannya disusun
berdasarkan kebutuhan sipengirim yang berbasis waktu/kecepatan,
ketepatan dan keamanan. (kepastian/certainity)
Pasar bisnis kurir, yang
mana?
Pasar potensi yang
bisa dimasuki atau digarap adalah pasar dokumen (hardcopy maupun softcopy), pasar barang (padat, cair dan gas), dan pasar
uang (transfer data uang).
Mengenai STP maupun 4P tidak saya uraikan disini,
namun perlu saya garis bawahi, kalau salah kebijakannya dari sisi bisnis, pendapatan
yang diharapkan tidak akan tercapai, dari sisi sistem operasi, sdm maupun
sarana/teknologi yang disiapkan akan menjadi inefisien. (sumber pemborosan)
Product brand, apa itu?
Proses
memindahkan suatu kirimanpos berbasis waktu dari satu titik asal ke satu titik
tujuan yang menghasilkan hasil akhir layanan yang disebut wtkp (H+0, H+1, H+2
dstnya) harus diberi nama jual.
Nama jual itu yang
disebut product brand. Product brand yang ada saat ini Pos Ekspres
(maksimum H+2), Pos KH (maksimum H+4) Pos Biasa (maksimumH+14 mungkin) baik
suratpos maupun paketpos dan seterusnya mungkin ada belasan product brand, tapi nama product brand yang ada saat ini tidak
menggambarkan waktu (menyisakan pertanyaan dari pelanggan: kapan sampainya
kiriman saya?).
Selain itu menurut saya product brand yang ada saat
ini terlalu banyak, juga di bedakan antara dokumen (surat) dengan barang (paket),
dari sisi waktu (wtkp) terjadi duplikasi yang dampaknya terhadap sistem operasi
(sdm, organisasi, sarana dan teknologi) menjadi inefisien. (sumber pemborosan)
Sebagai contoh tahun 2000 waktu saya bersama tim
millennium menata ulang jaringan & proses 106 titik kprk pulau Jawa, maka tersusun
untuk seluruh kprk wtkpnya maksimum H+2 (H+1=33 jam waktu operasi; H+2=57 jam waktu
operasi) untuk kiriman yang diterima selama 24 jam (00.00 s/d 24.00) disuatu
kantorpos asal.
Dari contoh diatas kalau dikelompokan kedalam product brand yang ada saat ini hanya
ada satu product brand yaitu Pos
Ekspres dengan 2 wtkp yaitu H+1 dan H+2
Kondisi saat ini (tingkat pusat, tingkat area dan tingkat operasional)
Mengacu
kepada contoh uraian diatas maka terjadi pemborosan dan duplikasi pekerjaan
sebagai berikut:
- Ditingkat kantor operasional terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi
- Ditingkat kantor area terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi
- Ditingkat kantor pusat terjadi kelebihan struktur organisasi dampaknya terjadi kelebihan sdm, sarana dan teknologi
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi inefisiensi dan kesemrawutan
sistem operasi saat ini salah satu penyebabnya adalah diawali dari penetapan
bisnis (product brand) yang terlalu
banyak, terjadi duplikasi wtkp diantara product brand yang ada, tidak sesuai
dengan kebutuhan pelanggan
Kondisi ke depan
- Diharapkan product brand yang ada hanya satu dengan product brand yang diberi nama berbasis wtkp, (hari ini sampai, esok sampai, lusa sampai, empat hari sampai dan seterusnya) agar product brand menggambarkan kepastian waktu dan tidak menyisakan pertanyaan bagi pelanggan
- Tidak ada lagi perbedaan product brand berdasarkan isi yaitu dokumen atau barang karena perbedaan itu bukan kebutuhan konsumen
- Rincian inefisiensi yang diuraikan pada setiapmata rantai jaringan dan proses dari sistem operasi
Rekommendasi
Segeralah mengambil keputusan kebijakan product brand (simplifikasi produk) agar
transformasi yang dilakukan membawa dampak perusahaan berkembang dengan pesat
tidak seperti saat ini yaitu biasa biasa saja, juga hasil penelitian dan saran booze & co yang sudah mahal dibayar
dapat diimplementasikan
Demikian saran dan masukan semoga bermanfaat. Wassalam.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Anggota Direksi, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Ketua Umum SPPI, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Ketua Umum SPPIR, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar