Bandung, 28 Juli 2010
Kepada,
Wakil Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal: Efisiensi sebuah wacana, bukan sebuah tindakan
?
Assalammualaikum wr. wb,
Pertama-tama
saya doakan semoga bapak bapak direksi berada dalam keadaan sehat wal afiat tak
kurang suatu apa pun.
Tulisan
berikut “Efisiensi wacana, bukan tindakan?” akan saya coba
uraikan kondisi sekarang dan saran dan masukan kedepan.
Saat
ini dan sudah berlangsung cukup lama pembiayaan perusahaan pelan dan pasti sudah
bukan dari bisnis inti (mail, logistic,
financial services) tapi sudah di subsidi oleh bisnis non usaha dan itu pun
sudah tidak cukup lagi.
Saya
termasuk orang yang mempunyai perhatian cukup dalam terhadap sistem proses
operasi pos yang kalau di benahi akan menghasilkan peningkatan mutu dan
penurunan biaya. Selama ini solusi perubahan yang dilakukan pada
mata rantai proses operasi pada saat diukur tidak membawa dampak peningkatan
mutu dan penurunan biaya maka solusi perubahan itu salah dan berakibatkan
pemborosan.
Minat
saya mendalami operasi pos tidak dimulai pada saat menulis, tapi di mulai jauh hari
pada saat saya memulai tugas tahun 1987 di kpb I Jakarta Timur setelah 6 tahun
bekerja dan itu ada ceritanya. Dengan pengalaman 23 tahun terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam bidang proses operasi pos maupun sekarang sebagai pengamat
operasi pos maka intuisi saya mengatakan minimal setiap tahun perusahaan ini memelihara
kerugian sekitar 200 milyar per tahun karena inefisiensi proses
operasinya.
Tulisan
ini bukan untuk memojok bapak bapak direksi, karena inefisiensi ini sudah berlangsung
cukup lama dan sedikit (relative) sekali tindakan perbaikannya tapi lebih
banyak dalam bentuk wacana (no action).
Apabila
saya renungkan lebih dalam dan lebih jauh lagi maka kondisi perusahaan seperti
ini tidak terlepas dari semua pihak mulai dari pimpinan sampai kebawahan paling
bawah dan semuanya punya kontribusi terhadap inefisiensi ini.
Secara pribadi saya sebagai
mantan pejabat tinggi dalam perusahaan ini pada saat aktif juga mempunyai
kontribusi kegagalan terhadap kondisi yang dialami perusahaan saat ini sehingga
wajar pada suatu saat yang lalu adik adik saya yang masih aktif dalam diskusi
pernah menghujat saya bahwa perusahaan seperti ini karena pada saat aktif saya
tidak berbuat apa apa.
Kontribusi
kegagalan saya adalah kurang berhasilnya saya meyakinkan dan membuat
Direksi percaya bahwa konsep perbaikan operasi yang saya tawarkan harus
dilakukan segera mengingat kondisi mutu proses operasi pos yang memprihatinkan dengan
biaya operasi yang membengkak.
Memang pada saat lalu dan mungkin
saat ini juga, cara melihat operasi ( biaya ) berbeda dengan cara melihat pemasaran
( pendapatan ), dimana pemasaran menghasilkan pendapatan sedangkan operasi dan
sdm menghabiskan uang ( biaya ) terbesar.
Khusus
mengenai operasi pendapat demikian harus diluruskan karena kalau diteliti lebih
jauh dengan kacamata yang jernih maka perbaikan operasi kalau dilakukan dengan
benar, sekali lagi kalau dilakukan dengan
benar akan menghasilkan out
put peningkatan kualitas dan menambah laba ( margin+ efisiensi biaya )
korporat.
Selama
ini perbaikan proses operasi lebih banyak menimbulkan biaya baru karena solusi
penyelesaian masalah tidak dianalisa dengan cermat tapi lebih banyak dengan
logika sederhana. Hal ini dapat dilihat dari neraca keuangan kita setiap
penambahan produksi terjadi peningkatan biaya operasi yang melebihi pendapatan
itu sendiri. Apalagi bila produksi tidak naik atau turun, biaya operasi tetap
naik dan tak pernah turun.
Apakah
didalam perusahaan ini adakah orang atau tim atau bagian dari struktur yang
mempunyai kapabilitas menjawab dan menyelesaikan masalah itu? Jawabannya ada
yaitu Tim adhoc Proyek Pembenahan Operasi.
Sayang
sekali orang orang dalam tim adalah tipe orang orang yang punya sifat low profil (tidak menonjolkan diri) walaupun
saya secara pribadi percaya mereka ini adalah orang orang yang integritasnya
dan kapabilitasnya tidak diragukan lagi yang dalam 2 tahun telah menyelesaikan
alat bantu (tools) untuk merancang
sistem proses operasi per segmen yang efektif dan efisien, juga sebagai alat
bantu untuk menganalisa sistem proses operasi per segmen untuk menemukan
masalah operasi dengan tepat berbasis volume dibandingkan dengan waktu-kapasitas-biaya.
Alangkah
indahnya apabila tim ini diberikan kesempatan dalam salah satu acara radir
lengkap sekitar 3 jam memaparkan hasilnya menjawab permasalahan operasi
dikaitkan dengan biaya operasi yang inefisien.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat,
selamat bekerja, sukses selalu dan terima kasih.
Waalaikumsalam wr. wb.
Hormat
Saya,
Fakhri
Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, PT Pos Indonesia, Bandung
40000
Direktur Marketing and Bisnis Development, PT Pos Indonesia,
Bandung 40000
Direktur Mail and Operation, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Umum, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar