Most Viewed

Selasa, 10 April 2012

proyek pembenahan operasi (team ad hoc ppo)


Bandung, 23 Mei 2010
Kepada,
Wakil Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia Bandung 40000
Perihal : Apa itu proyek pembenahan operasi ? ( team ad hoc ppo )
Assalammualaikum wr. wb,
                Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas perhatian bapak yang telah mau membaca tulisan ke-24 ini semoga ada manfaatnya.
                Project pembenahan operasi ( ppo ) yang ada sekarang cikal bakalnya dimulai pada awal triwulan ketiga tahun 2008 dalam bentuk satgas yang KD satgasnya diperpanjang sebanyak dua kali sebelum ditetapkan dalam bentuk ad hoc yang akhirnya berubah dan dikenal dengan project pembenahan operasi.
                Dasar pembentukan adalah kebijakan yang dipaparkan oleh wadirut tahun 2008 dalam presentasi furture landscape dari delapan strategi salah satu strategi yang harus dipedomani adalah operasi kedepan diarahkan dengan strategi cost effective dan cost efficien berbasis teknologi.
                Hasil diskusi internal satgas dirumuskan tupoksi ppo agar tidak tumpang tindih dengan tupoksi pusmanjar, struktur yang menangani operasi sebagai berikut :
Ø  Tim ppo memberikan saran dan masukan (advisery function) kepada direksi bagaimana pembenahan operasi secara komprehensif kedepan yang harus dilakukan dengan sasaran cost effective dan cost efficien berbasis teknologi.
Ø  Apabila saran dan masukannya disetujui maka tim ppo merancang ( design function ) konsep pembenahannya secara konprehensif dan rinci per segmen proses operasi dengan konsep C-P-T-D dan I-Pos. Konsep ini di tuangkan dalam bentuk program kerja dengan batasan waktu yang ditetapkan, harus didukung oleh fungsi dan masuk dalam RKA tahunan. Lokasi implimentasi proyek ditetapkan dalam bentuk piloting dikantorpos potensial dan selektif sesuai skala prioritas dan sasaran yang ingin dicapai.
Ø  Apabila implimentasi di kantorpos piloting berhasil diselesaikan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu peningkatan kualitas dan penurunan biaya maka laporan disampaikan dan implimentasi selanjutnya secara bertahap dilaksanakan oleh pusmanjar di seluruh sisa kantorpos yang ada diwilayah Indonesia. Peran tim ppo dalam hal ini hanya akan bersifat asistensi (assistancy function).
                Peran yang ditetapkan diatas sudah dikomunikasikan dan tidak akan tumpang tindih dengan tupoksi pusmanjar (pusat manajemen jaringan) struktur yang menangani operasi  yang punya fungsi melaksanakan (actuating function) sistem operasi day to day, mengendalikan (controlling function) sistem operasi dan merawat (maintance function) sistem operasi. Masalah peran ini dalam pelaksanaannya harus diawasi supaya tidak tumpang tindih dan saling bekerjasama mendukung keberhasilan project oleh project sponsor ( Direktur Operasi ).
                Apabila ada penyimpangan segera dicegah sehingga hanya ada satu tim yaitu ppo yang diberi wewenang dan tanggung jawab membenahi sistem kedepan.
                Hasil diskusi internal ppo juga ditemu kenali bahwa program pembenahan operasi tidak akan berjalan mulus apabila tidak di benahi juga bisnis dan produk yang ada (salah satu penyebab amburadulnya sistem), maka di susunlah program dan penanggung jawab sebagai berikut :
                Ketua I ditunjuk menangani program simplifikasi bisnis dan produk. Kenapa program ini diperlukan, kaitannya dengan pembenahan operasi dan hasilnya sampai dimana?
                Program ini diadakan karena banyak sekali produk brand yang duplikasi dari sisi waktu karena jasa layanan pos perbedaan antar produk hanya berbasis waktu (kecepatan). Waktu jasa layanan pos ditetapkan dengan ukuran H+0 (hari ini sampai), H+1 (esok sampai)  H+2 (lusa sampai) dan seterusnya yang kita sebut waktu tempuh kiriman pos (wtkp)/standar waktu penyerahan (swp).
                Dalam rapat juga ditetapkan bahwa simplifikasi produk tidak boleh mengurangi pendapatan eksisting maka harus disusun suatu migration plan untuk disosialisaikan dan dikomunikasikan secara bertahap dan menyeluruh di internal perusahaan cara mengalihkan pelanggan produk existing ke produk baru.
                Hasilnya diusulkan untuk produk mail hanya ada tiga produk dasar yaitu city courier (kiriman lokal), pos ekspres (prioritas) dan pos (standar), dokumen dan paket dilebur tidak dipisahkan. 
                Untuk produk keuangan hanya ada dua produk dasar yaitu weselpos dan giropos. Untuk weselpos berbasis perbedaan waktu dibagi dua yaitu weselpos ekspres (prioritas) dan weselpos (standar).
                Untuk produk keagenan hanya ada dua produk dasar yaitu layanan loket transaksi berbasis teknologi (SOPP) baik penerimaan maupun pembayaran dan loket penjualan benda titipan.
                Sampai dengan saat sekarang belum ada keputusan dari direksi secara legal mengenai usulan simplifikasi produk apa diterima, diterima dengan catatan atau ditolak.
                Dampak dari simplifikasi produk maka penyusunan proses yang cepat-tepat-aman dapat dilakukan dengan lebih mudah dan sederhana (simplifikasi proses).
                Ketua II ditunjuk untuk menangani program simplifikasi proses. Kenapa program ini diperlukan, kaitannya dengan pembenahan infra struktur operasi dan hasilnya sudah sampai dimana?
                Program ini diadakan karena banyak sekali jumlah produk aturan yang dikeluarkan dan banyak sekali duplikasi kebijakan, prosedur (SOP) dan instruksi kerja (IK) sehingga sistem operasi pos ditingkat kantorpos menjadi rumit dan tidak keruan penerapannya.
                Kaitan simplifikasi produk dengan pembenahan infra struktur adalah menyediakan aturan aturan main untuk mendukung pelaksanaan operasi pos yang cepat-tepat-aman berupa kebijakan, pedoman mutu, prosedur dan instruksi kerja yang tepat, sederhana dan mudah dipahami oleh para pelaksana.
                Hasilnya sudah dapat di rumuskan bahwa proses bisnis pos hanya ada satu untuk mendukung semua bisnis pos yaitu proses bisnis pos adalah proses memindahkan sesuatu dari mulai sipengirim sampai kepada sialamat.
                Proses penyusunan aturan masih berjalan terus sampai saat ini seiring dengan program pembenahan infrastruktur.
                Ketua III ditunjuk untuk menangani program pembenahan infrastruktur. Kenapa program ini diperlukan, kaitannya dengan pembenahan operasi dan hasilnya sudah sampai dimana?
                Program ini diperlukan karena melalui program ini lah cost effective dan cost efficien berbasis teknologi diwujudkan melalui proses intergrasi, pemotongan  proses dalam sistem dan modernisasi sarana.
                Hasilnya untuk loket terpadu ( segmen C ) sedang dalam proses dan hampir selesai uji cobanya (piloting), menyusul antaran terpadu ( segmen D ) dan modernisasi sarananya, mulai dikerjakan jaringan terpadu dan pemotongan sistem (segmen T), belum dikerjakan pengolahan terpadu dan modernisasi sarananya (segmen P), belum dikerjakan pengolahan data track and trace berikut MIS nya (segmen I-Pos). Model perubahan yang dilakukan oleh tim ppo adalah penyempurnaan sistem berbasis teknologi bukan ganti baru sistem. 
                Program pembenahan infrastruktur adalah program tersulit karena tingkat kerumitan dalam penyusunan konsepnya. Implimentasinya membutuhkan kemampuan leadership dan kemampuan manajerial Direktur, Kawilpos dan Kakp (sebagai project sponsor). Dampaknya jika selesai implimentasinya diseluruh kantorpos maka efisiensi biaya di perkirakan 200 milyar per tahun.
                Masalah yang dihadapi tim adalah :
Ø  Sumberdaya manusia yang diminta untuk mengisi tim ppo yaitu 1 orang Project Sponsor, 1 orang Ketua Tim, 3 orang Project Leader, 1 orang sekretaris/administrator, dan 10 orang tenaga spesialis yaitu 2 orang sarjana transportasi, 2 orang sarjana teknik industri, 2 orang sarjana statistic, 2 orang sarjana teknik informatika dan 2 orang sarjana komunikasi dengan pengalaman kerja di kantorpos minimal 5 tahun untuk staf sedangkan ketuanya minimal 10 tahun dan sudah pernah menjabat seluruh jabatan struktural di kantorpos. Dari komposisi yang diusulkan yang belum dipenuhi adalah 1 orang sarjana transportasi, 2 orang sarjana teknik industri, 1 orang sarjana statistic dan 2 orang sarjana komunikasi.
Ø  Komitmen jajaran pimpinan di tingkat pusat, wilayah dan kantorpos untuk bersama sama menyusun konsep, mengimplimentasikan konsep dan mengawal sampai tuntas implimentasi konsep ditingkat kantorpos piloting masih rendah. Dari awal tim sudah sadari bahwa gagalnya perubahan selama ini pasti dikomitmen yang tidak konsisten dan kontinyu maka kenapa Project Sponsornya diusulkan dijabat oleh salah satu Dewan Direksi karena Direksi lah yang punya garis komando yang dipatuhi oleh fungsi fungsi di pusat, di wilayah oleh  kawilpos dan di kantorpos oleh kakp. Apabila tidak jalan sesuai schedule “teguran dan sanksi” harus diambil.
Ø  Keterlambatan selama ini karena adanya aktifitas aktifitas yang menjadi pekerjaan fungsi distruktur organisasi sesuai perannya tidak/lambat ditindak lanjuti. Ditingkat wilayah dan kantorpos kemampuan leadership dan kemampuan manajemen pimpinannya menjadi kendala karena pada saat implimentasi kemampuan mengerakkan staf dan pelaksana untuk menerapkan konsep dan mengawalnya di uji. Oleh sebab itu maka arahan dan evaluasi (direction dan evaluation) harus dilakukan oleh pimpinan garis komando tadi di asistensi oleh tim pembenahan operasi secara berkala.
                Sekarang kembali ke Dewan Direksi konsep yang dihasilkan oleh Team Pembenahan Operasi diyakini ( believe ) mampu menyelesaikan masalah selama ini secara bertahap, kalau direksi yakin dengan tim ini maka kepercayaan ( trust ) penuh harus diberikan dan didukung dalam bentuk pengambilan keputusan dan arahan kepada fungsi dalam struktur apabila ada konflik. Hal ini yang saya amati terjadi dan saya rasa wajar karena sifat manusia selalu ingin mengaktualisasikan diri”.
                Pada saran dan masukan berikutnya akan saya uraikan rangkuman dari semua tulisan yang pernah saya kirimankan kepada direksi mulai tulisan ke-1 sampai dengan ke-24 ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses selalu dan terima kasih. Waalaikumsalam wr. wb.,
                                                                                                                                Hormat Saya,

                                                                                                                                 Fakhri Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Marketing and Bisnis Development, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Mail and Operation, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Umum, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Sekretaris Perusahaan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Ketua Tim Pembenahan Operasi, PT Pos Indonesia, Bandung 40000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar