Bandung, 5 Juni 2010
Kepada,
Wakil Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : “Bisnis
logistic” rencana memdirikan anak
perusahaan PT Pos Indonesia (institusi)
Assalammualaikum wr. wb,
Pertama-tama
saya doakan semoga bapak bapak direksi berada dalam keadaan sehat wal afiat tak
kurang suatu apa pun mengingat beban kerja yang cukup berat mewujudkan PT Pos
Indonesia yang handal dan makmur baik untuk pelanggannya maupun karyawan yang
bekerja didalamnya.
Tulisan
kali ini sifatnya khusus yaitu logistik yang sebagian besar orang berpendapat adalah
masa depan pos. Pendapat itu tidak keliru amat tapi menurut saya masa depan pos
selain logistik adalah kurir ( mail = letter and parcel ). Bisnis keagenan
hanya bersifat optimalisasi sumber daya yang ada untuk tercapainya standar
produktifitas yang ditetapkan (agar tidak rugi) tanpa menambah lagi sumber daya
baru. Itu pendapat saya.
Kembali
ke topik kita “bisnis logistik, apakah PT Pos Indonesia mempunyai kompetensi dan
pengalaman mengelola bisnis ini. Jawabannya ya, mana buktinya yang
konkrit dan bagaimana sistemnya.
Salah
satu contoh konkrit bisnis logistic yang ditangani sampai kini adalah pajak
tidak langsung ( benda meterai ) yang selama ini kita masukkan dalam bisnis
keagenan (barang titipan dari dirjen pajak) dibawah struktur organisasi retail
yang mengelolanya.
Apabila dilihat dari end to end proces mulai dari terima meterai dari dirjen pajak, didistribusikan
untuk disimpan dalam khazanah/gudang (warehousing) di kantor pusat,
wilayah dan kantorpos, didata jumlah yang diterima dan dikeluarkan (inventory
system) selanjutnya di jual diloket loket ( agency ) seharusnya
dimasukan dalam bisnis logistik.
Jadi
ada unsur warehousing, inventory system, distribution ( lebih suka saya
pakai istilah ini dari transportation ) dan
agency sehingga ia menjadi logistik plus. Jadi ada tiga pendapatan
yaitu logistik, paketpos (distribusi) dan keagenan (selling).
Kontribusi
pendapatannya sangat besar lebih kurang 60 sampai 70 milyar per tahun. Tingkat resiko
mengelolanya sangat tinggi karena menyangkut barang/benda berharga uang. Kira
kira dengan empat aktifitas pokok diatas dan resiko tinggi perhitungan
hppnya apakah sudah dimasukkan atau hanya aktifitas agency saja. Perlu
ditinjau kembali apabila hppnya hanya menghitung agency saja karena perusahaan akan rugi.
Untuk
sistem operasinya memakai sistem C-P-T-D-Ipos yaitu paketpos sehingga tidak
perlu di buat sistem baru dan investasi baru. Disini lah kejelian manajemen
kedepan membidik pasar/pelanggan, salah membidik pasar/pelanggan maka
diperlukan sistem baru dan investasi baru.
Untuk
menghitung “hpp resiko” dapat dicontoh jasa layanan weselpos tarif lama dimana
selain dihitung biaya weselpos untuk membiayai biaya pengelola weselpos end to end maka ditambah biaya resiko
yaitu setiap pengiriman uang Rp.1.000,- atau kelipatannya dikenakan tambahan
bea Rp25,-. Uang sebesar RP25,- / Rp1.000,- dipakai untuk biaya asuransi keamanan
perampokan uang dikantorpos kantorpos dan biaya pengiriman/pengawalan fisik kas
ke kantorpos tempat pembayaran weselpos.
Contoh
lain pasar logistik yang pernah dikelola oleh pos tanpa investasi dan sistem
baru adalah akte agraria milik Badan Pertanahan Nasional, bendapos konsinyasi, voucher
telkomsel, sedangkan pengalaman mengelola barang logistik milik perusahaan
adalah perangko/bendapos, barang pemakaian, formulir keperluan pendukung
operasi.
Jadi
tidak benar kalau PT Pos Indonesia tidak punya pengalaman dan pengalaman
mengelola logistik.
Kalau
begitu penjelasannya kenapa bisnis logistik tidak berkembang di PT Pos
Indonesia. Jawabannya adalah pada masa lalu fokus penggarapan pasar adalah mail,
saat ini bergeser ke keuangan. Seharusnya ketiga bisnis tersebut digarap. Jadi
kedepan tidak boleh hanya pada satu pasar bisnis tapi semua pasar bisnis digarap
serentak bersama sama. Khusus untk logistic ini saatnya jangan ditunda tunda
dan pasar yang digarap harus tepat agar terjadi sinergi dengan sistemoperasi,
sdm dan sarana yang ada.
Tulisan berikut “ Standarisasi apakah ada di PT
Pos Indonesia?”.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga
bermanfaat, selamat bekerja, sukses selalu dan terima kasih. Waalaikumsalam wr.
wb.,
Hormat
Saya,
Fakhri Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Marketing and Bisnis Development, PT Pos Indonesia,
Bandung 40000
Direktur Mail and Operation, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Umum, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar