Most Viewed

Selasa, 10 April 2012

pembenahan supporting operasi (data dan informasi)


Bandung, 15 Februari 2010
Kepada,
Wakil Direktur Utama
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal  : Saran dan masukan untuk pembenahan supporting operasi ( data dan informasi )
Assalammualaikum wr. wb,
                Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas perhatian bapak yang telah mau membaca saran dan masukan ke 14 ini yaitu pembenahan data dan informasi (laporan) yang ada di semua direktorat berbasis teknologi semoga ada manfaatnya.
                Masukan ini coba menguraikan data dan laporan existing yang menurut penulis terlalu banyak, bersifat parsial dan belum sepenuhnya berbasis teknologi, kalau pun ada teknologinya belum pernah di upgrade sesuai prinsip teknologi mempercepat proses dan mengurangi sumber daya sehingga perlu ditata ulang agar kedepan lebih berhasil guna (cost effective) dan berdaya guna (cost efficien).
                Sebelum masuk ke materi yang akan saya uraikan maka perlu saya gambarkan bahwa berdasarkan aturan yang ada jumlah dan jenis data dan laporan dari masing masing direktorat sangat banyak. Ada yang berbasis teknologi, ada yang masih dikerjakan secara manual. Ada yang bersifat rutin sepanjang tahun, ada yang bersifat bulanan.
                Dari tata cara pengiriman hampir semua laporan dikirim ke kantor wilayah maupun kantor pusat. Di kantor wilayah maupun di kantor pusat sebagian besar di kumpulkan, dikompilasi tapi tidak diolah menjadi bermacam macam informasi yang selanjutnya akan menjadi bahan untuk pengambil keputusan. Akibatnya data dan laporan tersebut menjadi mubasir dan perusahaan kehilangan sumber daya yang cukup besar/inefisien
                 Kalau diasumsikan setiap direktorat terdapat masing masing 50 macam laporan maka 5 direktorat akan ada 250 macam laporan. Kalau 250 macam laporan yang sifat waktunya bulanan di kirim oleh 200 kantorpos seluruh Indonesia maka akan ada 50.000 lembar laporan yang masuk setiap bulan ke kantor wilayah dan ke kantor pusat.
                Dampak dari masuknya laporan bulanan tersebut maka di kantor pusat dibutuhkan  sumber daya yang cukup besar karena dikerjakan secara manual. Masalah ini sudah pernah di upayakan untuk di benahi 12 tahun yang lalu, di mulai dengan langkah pendataan jumlah dan jenis data dan laporan yang exist lalu berhenti tidak berkelanjutan sampai tuntas karena kurangnya komitmen dan tim yang focus mengerjakan itu.
                Kalau simplifikasi data dan laporan berbasis teknologi berhasil dilakukan, di asumsikan masing masing wilayah rata rata akan ada penghematan 25 orang maka dari 11 wilayah akan ada kelebihan 275 orang. Kantor pusat akan ada kelebihan 275 orang maka total 550 orang. Kalau 1 orang gajinya rata rata 2,5 juta/bulan maka satu tahun akan ada efisiensi sebesar 550 orang x 30 juta = 16,5 miliar/tahun. Tapi menurut pendapat saya akan lebih besar dari itu karena jenis data ada yang bersifat mingguan, tengah bulanan dan jumlahnya lebih dari 250 macam, belum dihitung sarana, ruang dan sebagainya.
                Tentu semua ini harus di teliti dulu dengan dukungan data dan dokumen oleh tim focus/analis dari masing masing direktorat sehingga kita akan tahu persis berapa angka efisiensi setelah dihitung sesudah perubahan dibandingkan dengan sebelum perubahan.
Solusi untuk masalah yang dikemukakan di atas sebagai berikut ;
                Saran dan masukan saya kali ini akan saya susun dalam bentuk langkah langkah yang berurut untuk memudahkan tim menyusun pelaksanaannya berbasis 5W+1H  dalam model AP 1 dan AP 2.
Langkah ke 1 pembentukan tim dari fungsi dimasing masing direktorat untuk simplifikasi data dan laporan. Proyek ini harus disponsori oleh Direktur masing masing (proyek sponsor)
Langkah ke 2 tim mengumpulkan semua dokumen direktoratnya masing masing (keputusan direksi, surat edaran, instruksi kantor dan surat lain) lalu menginventarisir dan mengelompokan jumlah dan jenis data dan laporan yang ada berbasis 5W+1H.
Langkah ke 3 semua laporan yang existing di teliti ulang oleh tim simplifikasi masing masing direktorat, data yang releven dipertahankan, yang tidak dihapuskan, yang duplikasi disatukan, yang tidak ada di tambahkan, yang rutin dan tidak rutin dipisahkan.
Langkah ke 4 data yang sudah disimplifikasi, melalui suatu hasil analisis yang mendalam sesuai proses bisnis oleh tim outputnya disepakati dalam bentuk draf untuk dibawa ke rapat integrasi antar direktorat.
Langkah ke 5 semua tim dari masing masing direktorat bertemu dalam rapat intergrasi untuk melihat keterkaitan data antar direktorat (peta keterkaitan/proses bisnis) jangan sampai terjadi duplikasi, data yang diperlukan oleh direktorat lain tidak tersedia dan melalui peta tersebut akan diketahui kemana saja data tersebut harus di kirimkan. Ini yang saya maksudkan yaitu satu data dapat dipakai untuk semua direktorat berbasis teknologi yang terintergrasi.
Langkah ke 6 setelah pertemuan intergrasi masing masing tim merumuskan draf model laporan berangkat dari model laporan existing, yang tepat diteruskan ,yang kurang tepat disempurnakan dan yang tidak tepat diganti. untuk masing masing direktorat yang bersifat rutin dalam bentuk user requirement.
Langkah ke 7 mengadakan pertemuan dengan tim teknologi untuk membuat modul teknologinya. Lalu hasilnya diuji kelayakannya sesuai ketentuan kebijakan teknologi.
Langkah ke 8 masing masing tim merumuskan draf aturan main (KD/SE) dan harus tergambar 5W+1H. sedangkan yang tidak rutin/sampling modelnya tidak disediakan tapi dalam aturan main harus ada pasal yang mengaturnya.
Langkah ke 9 implimentasi konsep dan modul teknologinya dalam bentuk piloting dikantorpos secara selektif untuk menguji dan menyempurnakan kelayakan konsep dan modul teknologinya.
Langkah ke 10 menetapkan draf KD/SE kebijakan laporan secara resmi untuk diberlakukan secara bertahap ke seluruh kantorpos di Indonesia dan menghapuskan semua KD/SE existing.
                Untuk masalah hierachi pengiriman laporan saya mengusulkan data dan laporan dari kantorpos cabang di kirim dan berakhir di kantorpos. Hasil kompilasi kantorpos cabang ditambah data dan laporan kantorpos dikirimkan ke kantor wilayah dan berakhir di kantor wilayah. Hasil kompilasi dari kantorpos ditambah data dan laporan kantor wilayah dikirim ke kantor pusat. Hasil kompilasi wilayah ditambah kantor pusat menjadi hasil kompilasi korporat. Jadi di sini tidak ada tembusan dan satu arah.
                Untuk jenis dan jumlah laporan bisnis, operasi, keuangan, sdm, sarana dan teknologi apabila memungkinkan di buat hanya satu jenis dan jumlah laporan yang terintegrasi, kalau tidak memungkinkan jenis dan jumlahnya diminimalkan dengan mengacu kepada model existing.
                Pada saran dan masukan berikutnya akan saya uraikan masalah pasar dan pelanggan untuk menyusun strategi bisnis.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses selalu dan terima kasih.  Waalaikumsalam wr. wb.,
                                                                                                                                                Hormat Saya,

                                                                                                                                                 Fakhri Umar
Tembusan :
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Marketing and Bisnis Development, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Mail and Operation, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Umum, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Ketua Tim Pembenahan Operasi, PT Pos Indonesia, Bandung 40000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar