Bandung,
4 Desember 2011
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Implementasi proyek UPU/QSF berupa
modernisasi sarana kerja antaran V-Sort (sarana)
Assalam mualaikum wr. wb.
Untuk tulisan
yang ke-59 ini saya angkat kembali masalah proyek UPU/QSF berupa modernisasi
sarana kerja antaran V-Sort yang sedang di implementasikan di 5 MPC masing
masing 1 DC.
Dari pengamatan
saya sebagai orang luar (pensiunan Pos) dan sebagai orang yang mengajukan
proposal ini ke-UPU waktu masih aktif 2,5 tahun yang lalu maka ada kewajiban
moral saya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar
proyek ini berhasil di implementasikan dengan baik.
Proyek ini
menurut saya sangat strategis karena akan menyempurnakan sub sistem antaran/delivering menjadi lebih efektif dan
lebih efisien di banding sub sistem antaran yang berlaku saat ini dari sisi waktu,
kapasitas
dan biaya
di bandingkan dengan volume.
Pelaksanaan proyek
Pelaksanaan proyek
diawali dengan pelatihan instalasi sarana dan penerapan sistem antaran pada
sarana, oleh 2 orang instruktur dari New Zealand pada akhir bulan September
2011.
Implimentasi di
5 MPC/DC dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2011 dan sampai dengan sekarang
masih berjalan.
Mengingat
pelatihan dibawakan dalam bahasa asing, essensi dari pelatihan instalasi dan
penerapan sistem antaran mungkin pemahamannya tertangkap berbeda beda dari
masing masing peserta maka pada implementasinya dilapangan menimbulkan
permasalahan yang seharusnya tidak terjadi sebagai berikut:
1. Instalasi sarana V-SORT ( terdiri dari 13 komponen/part ) tidak menurut standar pemesanan
dari pabrik, akibatnya 90 set V-SORT tidak dapat di pasang utuh. Hal ini
disebabkan karena pemasangan sarana di modifikasi sesuai keinginan oleh masing
masing pelaksana/Ka. DC
2. Penerapan sistem antaran ( titik dan jalan antar pada label alamat )
dengan software stripemaker melalui
diskusi kelompok belum menemukan formula yang paling tepat akibatnya jumlah
V-SORT yang di alokasikan kurang menurut pelaksana/Ka. DC.
3. Seharusnya terjadi perubahan sub sistem antaran yaitu sortir kasar
dan halus yang di terapkan sekarang yang beragam [contoh di Bandung sortir (
kelompokpengantar-perpengantar-jalan-nomor rumah/kantor ) dengan 4 kali menjadi
( jalan/sortir kasar-nomor rumah/kantor/sortir halus ) dengan 1
kali proses.
4. Dengan di terapkan sarana baru ini, maka semua sarana lama
seharusnya di singkirkan dan tidak dipakai lagi. Budaya 5 R harus segera
diterapkan agar perubahan terjadi secara komprehensif. Hal ini belum terjadi
5. Dukungan kebijakan sistem antaran, kebijakan teknologi
pendukung/I-POS, dukungan sarana, dukungan property, dukungan SDM baik di
tingkat kantor divisi regional, di tingkat kantor pusat belum terrealisir
walaupun surat permintaan dukungan sudah di kirimkan, mungkin di mata pengambil
keputusan pemahaman bahwa proyek ini punya nilai strategis dan solusi masa
depan untuk membenahi manajemen antaran belum tertangkap dengan tepat sehingga proyek
ini tidak masuk skala prioritas untuk didukung dalam waktu dekat oleh masing
masing pemegang anggaran dan kebijakan.
6. Point terakhir yang saya uraikan ini menurut saya merupakan salah satu penyebab
gagalnya proyek selama ini pada saat implementasi di lingkungan PT Pos
Indonesia. Solusinya adalah rencana komunikasi dan frekwensi komunikasi ke pelaksana
proyek ( manajemen dan para pelaksana di lapangan ) dan pendukung
proyek baik di tingkat kantor divisi regional maupun kantor pusat harus
intensif dilakukan agar pemahaman bahwa proyek ini punya nilai
strategis dan solusi masa depan untuk membenahi manajemen antaran tercapai.
7. Khusus untuk implementasi proyek ini di MPC/DC Bandung telah saya
diskusikan dengan tim pelaksana proyek dan hal hal terurai diatas telah diluruskan
dan diselesaikan tinggal peran bapak bapak pimpinan mendorong staf staf baik di
tingkat divisi regional maupun pusat agar keputusan dukungan segera diambil.
8. Mudah mudahan 4 MPC/DC lain yang berada di luar Bandung lebih baik
progressnya dari MPC/DC Bandung, kalau sama halnya maka tulisan ini dapat
menjadi awal topik diskusi penyelesaiannya.
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, proyek
berhasil dengan memuaskan dan dapat diterima dengan baik pada saat di lakukan
audit proyek oleh konsultan audit dari UPU sebagai pendukung utama proyek ini
Terima Kasih, Wassalam
mualaikum wr. wb.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Wakil Direktur Utama, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan
Pengembangan Bisnis, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Jasa Keuangan dan
Teknologi, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Operasi Suratpos dan
logistik, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Sarana, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Penyehatan
Perusahaan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Pembenahan Operasi,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Kantor Divisi Regional IV,
PT. Pos Indonesia, di Jakarta 10000,
Kepala Kantor Divisi Regional V,
PT. Pos Indonesia, di Bandung 40000
Kepala Kantor Divisi Regional VI,
PT. Pos Indonesia, di Semarang 50000
Kepala Kantor Divisi Regional VII,
PT. Pos Indonesia, di Surabaya 60000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar