Bandung, 15 Januari 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Berbagi pengetahuan dan pengalaman V
( budaya )
Assalam mualaikum wr. wb.
Untuk tulisan
yang ke-64 ini saya akan coba berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan Direksi mengenai budaya/kebiasaan yang perlu
dikembangkan dalam rangka transformasi di PT Pos Indonesia.
Persoalan
budaya/kebiasaan merupakan persoalan yang ada dalam setiap perusahaan tidak
terkecuali di PT Pos Indonesia yang sudah berusia 265 tahun pada tahun 2011.
Budaya/Kebiasaan Perusahaan yang ditetapkan menggambarkan perilaku karyawan/ti
yang ada dalam perusahaan itu dalam melayani stakeholder.
Budaya/Kebiasaan Perusahaan tidak hanya berlaku bagi
karyawan/ti pelaksana saja tapi juga pimpinan tertinggi sampai yang ter rendah
dalam struktur organisasi perusahaan, baik yang berada di kantor pusat, kantor
divisi regional dan kantorpos kantorpos operasional yang berada di lapangan.
Seiring dengan perjalanan sejarah dan perubahan
lingkungan ( 4 changes ) maka budaya/kebiasaan
perusahaan juga mengalami perubahan, yang masih tepat di pertahankan, yang kurang
tepat di sempurnakan, yang tidak tepat di hapuskan dan hal baru di tambahkan.
Mengingat bahwa
sampai saat ini budaya patrianalistik masih kental, bawahan masih melihat dan meniru
perilaku atasannya maka keteladan dari atasan menjadi acuan
berhasil tidaknya budaya/kebiasaan perusahaan berjalan dengan baik. Perilaku pimpinan
tidak boleh salah dalam kesehariannya, antara perkataan dan perbuatan harus
sama dan sesuai.
Dalam tulisan
kali ini saya akan menyampaikan beberapa pendapat saya tentang
budaya/kebiasaan yang perlu dikembangkan hasil 30 tahun keberadaan saya di PT
Pos Indonesia dalam bentuk pointer
pointer sebagai berikut:
Ketaatan terhadap aturan
Ketaatan
terhadap aturan saat ini sangat crusial
karena hampir semua lini pimpinan maupun pelaksana di dalam perusahaan baik
disadari maupun tidak, baik aturan sederhana sampai yang penting, tidak ditaati
alias di langgar.
Contoh; yang sederhana, jam masuk kantor, sampai
dengan yang strategis, pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran/RKA yang sudah
disetujui tidak ditaati.
Pengambilan keputusan
Hampir setiap
kali rapat terhadap masalah yang terjadi dalam perusahaan hasil akhir rapat
tidak ada keputusan, kalau ada tidak disusun dalam bentuk kaidah perencanaan yang
baik untuk pelaksanaannya dan lemah dalam pengawalannya sehingga wajar kalau
permasalahan yang ada tidak kunjung selesai sepanjang masa.
Contoh; permasalahan pendataan dan
pembuatan informasi produksi yang sampai saat ini hanya menjadi wacana tapi
tidak selesai
Budaya Pembiaran
Kesalahan,
pelanggaran oleh karyawan/ti tidak dilakukan tindakan kuratif mulai dari
peringatan, teguran, pemberian sanksi sampai hukuman disiplin baik sesame
karyawan/ti secara horizontal maupun secara vertikal. Wajar kalau visi, misi,
strategi, kebijakan maupun SOP tidak tercapai dan berjalan sebagaimana
mestinya.
Contoh; yang sederhana, pakaian seragam, sampai dengan
yang strategis, mutasi pegawai
Budaya Melihat, Mendengar dan Bertanya
Budaya ini
wujud dari penerapan budaya kapan seorang pemimpin berada dibelakang. Lebih
lebih budaya ini dipergunakan pada saat kunjungan kerja ke lapangan/kantorpos.
Dengan budaya ini seorang pemimpin mendapatkan masukan dalam rangka pengambilan
keputusan perubahan kedepan.
Dalam budaya
ini maka seorang pimpinan selalu bertanya tentang apa yang dilihat apa yang
didengar dengan pertanyaan “kenapa/why” dan “Bagaimana/How”
Menurut penelitian 20% keputusan mutu dibuat di Kantor
Pusat, sedangkan 80% keputusan mutu di dapat dan dikembangkan oleh para pimpinan
di lapangan ( total quality management
) melalui total quality circle
Budaya
Mengolah dan Menganalisis
Budaya mengolah
dan menganalisis sangat penting dikembangkan karena perusahaan kita adalah perusahaan
jasa layanan yang pengaturannya sangat tergantung kepada kunjungan pelanggan
setiap hari.
Budaya ini sangat penting di kembangkan dalam rangka
analisis waktu, kapasitas, biaya dengan volume setiap hari agar terjadi proses
operasi yang cost effective dan cost efficien.
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat. Tulisan ini
dalam rangka memperkaya secara teknis kebiasaan yang diperlukan dalam rangka
implementasi budaya perusahaan “CINTA POS”. Wassalam mualaikum wr. wb.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Wakil Direktur Utama, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan
Pengembangan Bisnis, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Jasa Keuangan dan
Teknologi, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Operasi Suratpos dan logistik,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Sarana, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT. Pos
Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar