Bandung, 15 April 2012
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Berbagi pengetahuan dan pengalaman seri XVIII
( place )
Assalam mualaikum wr. wb.
Untuk tulisan
ke-78 ini saya akan membahas mengenai P ( place )=tempat asal/tempat tujuan dari 4P (marketing mix) sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya (tulisan
ke-76).
Yang
dimaksud dengan place disini adalah tempat
asal/titik asal (sipengirim yang akan mengirim) kiriman dan tempat tujuan/titik
tujuan kiriman yang akan diantar dan diserahkan ( sialamat yang akan menerima )
Proses Bisnis (Business Process
)
Untuk itu maka langkah langkah yang disarankan oleh
APQC (business process ) dibawah ini
harus dilakukan:
1.0 Develop Vision and
Strategy
1.1 Defi ne
the business concept and long-term vision
1.1.2 Survey market and determine
customer needs and wants
1.1.2.1 Conduct qualitative/quantitative assessments
1.1.2.2 Capture and assess
customer needs
1.1.3 Select relevant markets
2.0
Design and Develop Services
2.1 Design
products and services
2.1.1 Develop strategy and concepts for new products and services
2.1.1.1
Research customer and market needs
3.0 Market
and Sell Services
3.1 Develop
marketing, distribution, and channel strategy
3.1.1 Understand consumer needs and predict customer purchasing
behavior
Proses diatas kebijakan dan
prosedurnya dirancang oleh kantor pusat, kantorpos melaksanakan pengumpulan
data dan informasinya, area menganalisanya.
Dengan data dan informasi diatas maka keputusan dipasarkan dan
dijual jasa layanan baru baik satu arah atau timbal balik resmi ditetapkan.
Tentu diawali dengan konsep pemasaran ( marketing
) yang matang baik untuk pelanggan individu maupun pelanggan korporat
Kondisi saat ini ( Present Condition
)
PT Pos
Indonesia punya 2 misi yaitu misi sosial karena terkait dengan ketentuan undang
undang, dan misi bisnis.
Untuk misi sosial maka tak ada pilihan semua tempat
harus menjadi titik penjualan dan semua tempat harus menjadi titik tujuan (national wide). Jasa layanan yang
ditawarkan adalah Pos Biasa (product
brand). Kalau perusahaan mengalami kerugian maka pemerintah mensubsidi dalam
bentuk PSO.
Untuk misi
bisnis maka tidak semua tempat menjadi titik penjualan dan tidak semua tempat
menjadi titik tujuan (limited area).
Jasa layanan yang ditawarkan adalah Pos Kilat, Pos Kilat Khusus, Pos Ekspres
dan berbagai macam produk (product brand).
Saat ini product brand dari misi bisnis sudah dikembangkan
dan dibuka titik penjualan dan titik tujuan ke semua kota sehingga tidak jelas
lagi visi-misi-strategi-kebijakan dari bisnis suratpos dan paketpos (mail and parcel).
Perubahan ini
terjadi karena untuk mencapai target (RKA tahunan) menurut pengamatan saya
bukan dengan memperluas pasar/pelanggan atau meningkatkan volume tapi dengan
migrasi kiriman dari misi sosial ke misi bisnis. Dampaknya jaringan bisnis
diperluas.
Yang perlu
dipertanyakan adalah apakah dengan pola ini perusahaan diuntungkan atau tidak.
Menurut saya tidak, secara pendapatan naik, secara biaya rugi, kerugian ditutup dari bisnis yang untung atau
pendapatan non core, laba berkurang
kalau perusahaan secara korporat untung, kalau rugi secara korporat maka bisnis
ini menyumbang kerugian.
Kondisi yang diharapkan ( Furture
Condition )
Segera tata ulangan jaringan bisnis dan product brand
yang sesuai hasil proses bisnis kalau tidak ingin perusahaan berusaha dengan
bisnis rugi. Langkah langkah yang disarankan oleh APQC dilakukan.
Demikian saran dan masukan yang dapat saya sampaikan semoga
bermanfaat. Wassalam mualaikum wr. wb.
Hormat kami
Fakhri Umar
Tembusan:
Wakil Direktur Utama, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, PT. Pos Indonesia,
Bandung 40000
Direktur Jasa Keuangan dan Teknologi, PT. Pos Indonesia, Bandung
40000
Direktur Operasi Suratpos dan logistik, PT. Pos Indonesia, Bandung
40000
Direktur SDM dan Sarana, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar