Most Viewed

Rabu, 13 Juni 2012

Jaringan bisnis suratpos dan paketpos ( network )


Bandung, 6 Nopember 2011
Kepada,
Direktur Operasi Suratpos dan logistik,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal : Jaringan bisnis suratpos dan paketpos ( network )
Assalam mualaikum wr. wb.
                Untuk tulisan yang ke-55 ini akan saya coba menguraikan masalah bangunan jaringan bisnis suratpos dan paketpos ( network ) yang saat ini diterapkan diseluruh kepulauan yang ada di Indonesia oleh PT Pos Indonesia.
UMUM
                Untuk membangun jaringan perposan maka sampai saat ini kita memakai pola hub and spoke yang dalam aplikasinya di PT Pos Indonesia kita sebut dengan SPP/MPC/KSD sebagai hub dan Kantorpos sekitarnya menjadi spoke.
                Jaringan di PT Pos Indonesia masih memakai pola pembagian jaringan primer, sekunder, dan tersier karena kita menggarap 2 macam pasar yaitu pasar bisnis dan pasar misi sosial yang dibebankan oleh Negara. Jaringan yang dibuat berbasis jaringan pasar bisnis.
                Untuk menghubungkan ( link ) antara hub dengan spoke ( node ) maka diperlukan moda transportasi yang tepat yaitu yang efektif dan efisien.
                Efektif artinya sesuai keinginan pasar (cepat,tepat dan aman), efisien artinya biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan jasa layanan sesuai harga pokok produksi  ( hpp ).
Jadi dalam merancang suatu jaringan harus efektif dulu baru efisien. Kalau tidak efektif perusahaan akan kehilangan pasar/pelanggan. Kalau tidak efisien maka perusahaan akan mengalami kerugian. Jadi harus ada trade off antara efektif dan efisien.
KHUSUS
                Untuk PT Pos Indonesia tedapat 5 kelompok jaringan yaitu:
1.       Jaringan Pulau Jawa
2.       Jaringan Pulau Sumatera
3.       Jaringan Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur
4.       Jaringan Pulau Kalimantan
5.       Jaringan Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Pulau Irian
Di dalam suatu jaringan ( network ) antar 2 titik ( node ) terdapat 7 kelompok proses (proses bisnis) yaitu C-Poi-Pob-T-Pib-Pii-D.  Kebijakan penggalan waktu ( cut off time ) harus ditetapkan dengan tepat untuk suatu kirimanpos agar proses operasinya mengalir seperti ban berjalan (clean floor policy ).
Moda transportasi yang dipergunakan beragam mulai dari moda transportasi udara, darat (termasuk kereta api), laut dengan prinsip efektif dan efisien.
Khusus untuk kelompok proses T (transportasi), apabila gagal terangkut sesuai ketentuan waktu yang ditetapkan maka prosedur yang dipakai adalah kiriman harus diberangkatkan dengan kesempatan pertama berikutnya.
Parameter yang dipakai untuk mengukur kinerja sistem jaringan (system network), khususnya kelompok proses transportasi adalah, waktu, kapasitas, dan biaya dibandingkan dengan volume.
Ke-4 parameter ini saling terkait dan dijadikan tolok ukur analisa berkala oleh bagian jaringan dalam rangka menetapkan dan mengevaluasi suatu jaringan, apakah sudah efektif dan efisien atau belum?
WAKTU
                Tolok ukur waktu secara kualitatif yang dipakai adalah tolok ukur waktu yang diinginkan oleh pasar/pelanggan ( bisnis ) dengan bahasa verbal hari ini sampai, esok hari sampai, lusa sampai dan seterusnya dengan simbol yang dipakai oleh PT Pos Indonesia untuk internalisasinya yaitu H+0, H+1, H+2 dan seterusnya.
                Tolok ukur waktu secara kwantitatif sebagai berikut:
1.       Hari ini sampai = H+0: kiriman tidak terbukukan = 16 jam, kiriman terbukukan =   9 jam
2.       Esok sampai      = H+1: kiriman tidak terbukukan = 40 jam, kiriman terbukukan = 33 jam
3.       Lusa sampai      = H+2: kiriman tidak terbukukan = 64 jam, kiriman terbukukan = 57 jam
4.       Dan seterusnya
KAPASITAS
                Kapasitas adalah pemilihan jenis dan ukuran kenderaan yang di butuhkan untuk melayani suatu jaringan berupa moda tranportasi udara, darat dan laut dikaitkan dengan volume kirimanpos yang akan diangkut setiap kali/hari. Salah memilih moda transportasi akan mempengaruhi kualitas dan biaya (rugi).
BIAYA
                Biaya adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melayani suatu jaringan berupa moda tranportasi udara, darat dan laut dikaitkan dengan volume kirimanpos yang akan diangkut setiap kali/hari.
Untuk menentukan biaya transportasi, apakah efisien atau tidak? maka harga pokok produksi transportasi menjadi acuan sebagai bahan evalusi untuk mengukur, apakah biaya yang berkenan dengan suatu jaringan, apakah mengalami kerugian atau tidak?
VOLUME
                Volume adalah berapa banyak kirimanpos yang diangkut dalam suatu jaringan oleh suatu moda tranportasi udara, darat dan laut setiap kali/hari.
KONDISI KE-5 JARINGAN SAAT INI
                Ke-5 kelompok jaringan saat ini sepengetahuan saya belum dilakukan analisa secara komprehensif dengan memakai 4 parameter tersebut diatas sehingga besar dugaan saya bahwa salah satu penyumbang kinerja operasi yang tidak handal/unggul adalah jaringan/network dengan kelompok proses transportasi dan distribusi.
                Untuk itu saya sarankan agar jaringan yang ada saat ini dilakukan analisa secara komprehensif dan hasilnya berupa penataan ulang jaringan yang lebih efektif ( sesuai keinginan pasar/pelanggan ) dan efisien ( sesuai dengan biaya yang di butuhkan/tidak rugi ).    
Kenapa saya sarankan untuk dianalisa secara komprehensif, karena dalam perjalanan penataan jaringan primer, sekunder dan tersier terjadi perubahan yang tak terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik di tingkat kantor pusat, kantor wilayah dan kantorpos baik secara horizontal maupun vertikal.
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, sukses selalu dan PT Pos Indonesia makin berkibar, Direksi diberi kesehatan, kemauan keras dan kesatuan berpikir untuk dapat melaksanakan tugas yang cukup berat membenahi PT Pos Indonesia yang sama sama kita cintai. Terima Kasih,
Wassalam mualaikum wr. Wr.
Hormat kami

 Fakhri Umar
Tembusan:
Direktur Utama, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Wakil Direktur Utama, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Jasa Keuangan dan Teknologi, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Sarana, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000 
Direktur Keuangan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Penyehatan Perusahaan, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Pembenahan Operasi, PT. Pos Indonesia, Bandung 40000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar