Most Viewed

Rabu, 13 Juni 2012

Logistik, antara masalah dan strategi ( bisnis )


Bandung, 6 Agustus 2011
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung 40000
Perihal :  Logistik, antara masalah dan strategi ( bisnis )
Assalam mualaikum wr. wb,
                Pada bulan Juli 2011, tanggal 21 dan 22, selama 2 hari diadakan rapat kerja nasional Logistik dan Admail di Jalan Banda, Kantor Pusat, PT Pos Indonesia, Bandung.
                Tema rapat kerja “ Meningkatkan Peran SBU dalam Optimalisasi Peraihan Pasar Logistik dan Admail ”
                Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya “Admail, antara masalah dan strategi”  kali ini tulisan  focus ke Logistik dengan perihal yang sama sebagai berikut:
Masalah
                Selama rapat 2 hari, hari pertama adalah harinya Logistik. Rapat tidak membicarakan secara intensif strategi dan kebijakan kedepan dalam menggarap pasar Logistik yang  potensi pasarnya tahun 2011 sebesar RP. 160 triliun, tapi terjebak dalam masalah sempit yaitu rebutan pasar dan definisi logistik/paketpos. Jadi antara tema dengan fakta rapat tidak nyambung.
                Memang rebutan pasar dan definisi logistik/paketpos merupakan masalah dari dulu sampai sekarang “tak terselesaikan”. Dalam perjalanan sejarahnya logistik karena tidak mendapatkan pasarnya lalu rebutan pasar dengan paketpos. Sehingga terjadi terjemahan “paket yang di logistikkan” atau sebaliknya “logistik yang dipaketkan”.
                Padahal bisnis Logistik terjemahan proses operasinya sudah jelas yaitu Suppy Chain Management ( SCM ) yang terdiri atas jasa freight forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting.
                Sedangkan bisnis paket terjemahan proses operasinya sudah jelas yaitu End to End Services Management ( EESM ) dengan proses operasi C-P-T-D-R. Memang kalau dicari buku management C-P-T-D-R di toko buku tidak ada yang ada untuk C = management retail/outlet, untuk P = management operation, untuk T = management transportation, D = management distribution, dan R = management reporting berbasis teknologi.
                Saat ini yang disebut logistik terjemahannya adalah selain SCM di tambah semua kiriman dokumen/barang yang tidak masuk produk design/spesifikasi ( salah satu P dari 4P ) dari suratpos dan paketpos dianggap adalah bisnis logistic walaupun prosesnya EESM. Akibatnya pasar suratpos dan paketpos dimasuki oleh Logistik dalam mengamankan target pendapatan. Dampaknya terjadi rebutan pasar antara Logistik, Kantor Divre, dan Kantorpos
                Menurut pendapat saya tambahn terjemahan itu keliru, ia tetap paket kebetulan tidak masuk spesifikasi, kalau managemen melihat ada paket di luar spesifikasi dan potensi pasarnya besar maka tinggal di ubah produk spesifikasi agar masuk, bukan mengambil keputusan paket ini masuk logistik. Boleh boleh saja keputusan itu tapi orang luar akan mentertawakan karena tidak umum logistik diterjemahkan identik dengan paketpos.
                Apalagi kalau rencananya Logistik sebagai SBU akan di persiapkan untuk masuk pasar modal tahun tahun yang akan datang. ( IPO )
                Jadi solusinya masing masing kembali taat dan patuh terhadap definisi semula SCM untuk Logistik dan EESM untuk Paketpos agar masalah dapat terselesaikan.
Institusi Logistik
Pasar/Produk
                Pasar Logistik adalah pasar korporat, dengan jenis kiriman B to B (business to business) dan B to C (business to customer) yang potensi pasarnya tahun 2011 sebesar Rp 160 triliun. Oleh tim CMT tahun 2003 logistik diterjemahkan adalah bisnis yang menyediakan jasa layanan, freight forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting.  Jadi Logistik adalah institusi baru yang menyediakan new services/new market bagi PT Pos Indonesia.

Tarif
                Tarif yang berlaku dari new product/new market adalah tariff customize/tariff total solution, biasanya pelanggan korporat minta layanannya bundling meliputi freight forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting atau  bisa juga perjasa layanan
Pendapatan
                Pendapatan Logistik saat ini sangat kecil dari potensi pasar yang ada tapi dapat diperbesar apabila pendapatan saat ini di PT Pos Indonesia berupa pendapatan benda meterai pengelolahannya diserahkan kepada Logistik, pendapatan paketpos Telkomsel diserahkan kepada Logistik, pendapatannya yang diperoleh dibagi dengan pola bagi hasil.

                Selain itu perangko dan bendapos milik PT Pos Indonesia pengelolaannya diserahkan kepada Logistik, barang pemakaian dan formulir untuk mendukung operasi pengelolaannya diserahkan kepada Logistik, penyediaan moda transportasi darat diserahkan kepada Logistik, biaya yang terkait dibayar oleh PT Pos Indonesia dengan catatan biaya yang dibayar lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan kalau dikelola sendiri.

                Dampaknya struktur dan sumberdaya yang ada di PT Pos Indonesia dapat dihapus karena ada duplikasi aktifitas dengan logistik, bagi logistik pendapatannya naik dan pengalaman mengelola SCM dari 3 pelanggan yaitu Direktorat Jendral Pajak, PT Pos Indonesia dan Telkomsel, sehingga kedepan menjadi referensi bagi Logistik untuk meraih pelanggan baru.
Saran dan masukan
                Fokus ke pasar korporat dan fokus kebisnis SCM yaitu jasa layanan, freight forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting, jangan masuk pasar retail dan bisnis EESM.
                Tetapkan jenis pasar yang akan digarap apakah pasar benda padat, benda cair atau benda gas, turunannya pasar barang mentah, barang setengah jadi atau barang jadi, turunannya sebagai  contoh barang jadi dari peniti sampai traktor yang mana akan jadi pasar sasaran.
                Dalam milih pasar sasaran upayakan pasar yang perputaran omsetnya tinggi/sering dan pasar yang inelastic agar bisnis logistik yang dikelola sustainable
                Bangun database pelanggan sasaran agar rencana penggarapan pasar terarah dan  tepat sasaran. Bangun sales force yang dibekali pengetahuan sebagai marketer bukan seller.
                Alihkan pelanggan yang ada saat ini dari PT Pos Indonesia yaitu pelanggan Dirjen Pajak, Telkomsel dan pekerjaan internal PT Pos Indonesia yang sifat pekerjaannya SCM kepada Logistik sebagai modal awal dalam berusaha.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses selalu, Terima kasih, 
Waalaikum salam wr. wb.
                                                                                                                                                Hormat Saya,

                                                                                                                                                 Fakhri Umar
Tembusan :
Wakil Direktur Utama, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Operasi Suratpos dan Logistik, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Sarana, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Penyehatan Perusahaan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Pembenahan Operasi PT Pos Indonesia, Bandung, 40000
Kepala SBU Logistik, PT Pos Indonesia, Jakarta 10000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar