Bandung, 6 Agustus 2011
Kepada,
Direktur Utama,
PT. Pos Indonesia, Bandung
40000
Perihal : Logistik, antara masalah dan
strategi ( bisnis )
Assalam mualaikum wr. wb,
Pada
bulan Juli 2011, tanggal 21 dan 22, selama 2 hari diadakan rapat kerja nasional
Logistik dan Admail di Jalan Banda, Kantor Pusat, PT Pos Indonesia, Bandung.
Tema rapat kerja “ Meningkatkan
Peran SBU dalam Optimalisasi Peraihan Pasar Logistik dan Admail ”
Tulisan
ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya “Admail, antara masalah dan strategi” kali ini tulisan focus
ke Logistik dengan perihal yang sama sebagai berikut:
Masalah
Selama rapat 2 hari, hari pertama
adalah harinya Logistik. Rapat tidak membicarakan secara intensif strategi dan
kebijakan kedepan dalam menggarap pasar Logistik yang potensi pasarnya tahun 2011 sebesar RP. 160
triliun, tapi terjebak dalam masalah sempit yaitu rebutan pasar dan definisi
logistik/paketpos. Jadi antara tema dengan fakta rapat tidak nyambung.
Memang rebutan pasar dan definisi
logistik/paketpos merupakan masalah dari dulu sampai sekarang “tak
terselesaikan”. Dalam perjalanan sejarahnya logistik karena tidak mendapatkan
pasarnya lalu rebutan pasar dengan paketpos. Sehingga terjadi terjemahan “paket
yang di logistikkan” atau sebaliknya “logistik yang dipaketkan”.
Padahal
bisnis Logistik terjemahan proses operasinya sudah jelas yaitu Suppy Chain Management ( SCM ) yang
terdiri atas jasa freight forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting.
Sedangkan
bisnis paket terjemahan proses operasinya sudah jelas yaitu End to End Services Management ( EESM ) dengan
proses operasi C-P-T-D-R. Memang kalau dicari buku management C-P-T-D-R di toko
buku tidak ada yang ada untuk C = management
retail/outlet, untuk P = management
operation, untuk T = management
transportation, D = management
distribution, dan R = management
reporting berbasis teknologi.
Saat
ini yang disebut logistik terjemahannya adalah selain SCM di tambah semua
kiriman dokumen/barang yang tidak masuk produk design/spesifikasi ( salah satu P dari 4P ) dari suratpos dan
paketpos dianggap adalah bisnis logistic walaupun prosesnya EESM. Akibatnya
pasar suratpos dan paketpos dimasuki oleh Logistik dalam mengamankan target
pendapatan. Dampaknya terjadi rebutan pasar antara Logistik, Kantor Divre, dan
Kantorpos
Menurut
pendapat saya tambahn terjemahan itu keliru, ia tetap paket kebetulan tidak
masuk spesifikasi, kalau managemen melihat ada paket di luar spesifikasi dan
potensi pasarnya besar maka tinggal di ubah produk spesifikasi agar masuk,
bukan mengambil keputusan paket ini masuk logistik. Boleh boleh saja keputusan
itu tapi orang luar akan mentertawakan karena tidak umum logistik diterjemahkan
identik dengan paketpos.
Apalagi
kalau rencananya Logistik sebagai SBU akan di persiapkan untuk masuk pasar
modal tahun tahun yang akan datang. ( IPO )
Jadi
solusinya masing masing kembali taat dan patuh terhadap
definisi semula SCM untuk Logistik dan EESM untuk Paketpos agar masalah dapat
terselesaikan.
Institusi Logistik
Pasar/Produk
Pasar Logistik
adalah pasar korporat, dengan jenis kiriman B to B (business to
business) dan B to C (business to
customer) yang potensi pasarnya tahun 2011 sebesar Rp 160 triliun. Oleh tim
CMT tahun 2003 logistik diterjemahkan adalah bisnis yang menyediakan jasa layanan,
freight
forwarding, warehouseing, inventory system, dan transporting. Jadi Logistik adalah institusi baru yang
menyediakan new services/new market bagi PT Pos Indonesia.
Tarif
Tarif
yang berlaku dari new product/new market
adalah tariff customize/tariff total
solution, biasanya pelanggan korporat minta layanannya bundling meliputi freight forwarding, warehouseing, inventory
system, dan transporting atau bisa
juga perjasa layanan
Pendapatan
Pendapatan Logistik
saat ini sangat kecil dari potensi pasar yang ada tapi dapat diperbesar apabila
pendapatan saat ini di PT Pos Indonesia berupa pendapatan benda meterai pengelolahannya
diserahkan kepada Logistik, pendapatan paketpos Telkomsel diserahkan kepada
Logistik, pendapatannya yang diperoleh dibagi dengan pola bagi hasil.
Selain itu perangko
dan bendapos milik PT Pos Indonesia pengelolaannya diserahkan kepada Logistik, barang
pemakaian dan formulir untuk mendukung operasi pengelolaannya diserahkan kepada
Logistik, penyediaan moda transportasi darat diserahkan kepada Logistik, biaya
yang terkait dibayar oleh PT Pos Indonesia dengan catatan biaya yang dibayar
lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan kalau dikelola sendiri.
Dampaknya struktur dan sumberdaya yang ada di PT Pos Indonesia dapat
dihapus karena ada duplikasi aktifitas dengan logistik, bagi logistik
pendapatannya naik dan pengalaman mengelola SCM dari 3 pelanggan yaitu Direktorat
Jendral Pajak, PT Pos Indonesia dan Telkomsel, sehingga kedepan menjadi
referensi bagi Logistik untuk meraih pelanggan baru.
Saran dan masukan
Fokus ke pasar korporat dan
fokus kebisnis SCM yaitu jasa layanan, freight forwarding, warehouseing, inventory
system, dan transporting, jangan masuk pasar retail dan bisnis EESM.
Tetapkan jenis pasar yang akan
digarap apakah pasar benda padat, benda cair atau benda gas, turunannya pasar barang
mentah, barang setengah jadi atau barang jadi, turunannya sebagai contoh barang jadi dari peniti sampai traktor
yang mana akan jadi pasar sasaran.
Dalam
milih pasar sasaran upayakan pasar yang perputaran omsetnya tinggi/sering dan
pasar yang inelastic agar bisnis
logistik yang dikelola sustainable
Bangun
database pelanggan sasaran agar
rencana penggarapan pasar terarah dan
tepat sasaran. Bangun sales force yang
dibekali pengetahuan sebagai marketer
bukan seller.
Alihkan
pelanggan yang ada saat ini dari PT Pos Indonesia yaitu pelanggan Dirjen Pajak,
Telkomsel dan pekerjaan internal PT Pos Indonesia yang sifat pekerjaannya SCM
kepada Logistik sebagai modal awal dalam berusaha.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat bekerja, sukses selalu,
Terima kasih,
Waalaikum salam wr. wb.
Hormat
Saya,
Fakhri Umar
Tembusan :
Wakil Direktur Utama, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, PT Pos Indonesia, Bandung
40000
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Operasi Suratpos dan Logistik, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur SDM dan Sarana, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Direktur Keuangan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Penyehatan Perusahaan, PT Pos Indonesia, Bandung 40000
Kepala Proyek Pembenahan Operasi PT Pos Indonesia, Bandung, 40000
Kepala SBU Logistik, PT Pos Indonesia, Jakarta 10000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar